Assalamualaikum wr wb
Pada suatu hari datang seorang peminta – minta kepada Rasulullah SAW. Menyikapi peristiwa ini Nabi Muhammad SAW lantas berkata kepada si peminta-minta, “Adakah kamu memiliki sesuatu di rumahmu?” Si pengemis menjawab, “Hamba tidak memiliki apa-apa wahai Rasulullah,kecuali sebuah periuk untuk menanak makanan dan sebuah selimut tua yang kami pakai terutama di musim dingin.”
Nabi Muhammad SAW kembali bicara, “Cobalah bawa kesini selimut yang kau miliki.”
Lantas si pengemis segera mengambil selimut di rumahnya, tak lama dia kembali menghadap Rasulullah. Setelah menerima selimut itu lantas Rasulullah melelang selimut tersebut kepada para sahabatnya. Setelah selimut laku Rasulullah meneyerahkan uang hasil lelang selimut kepada pengemis itu sambil berkata “pergilah engkau ke pasar,beli kampak dengan uang ini,sementara aku akan membantumu membuatkan pegangan kampak itu.”
Singkat cerita kampak sudah siap di gunakan, lalu Rasulullah berkata “Pakailah kampak ini untuk mencari kayu bakar, yang darinya kamu dapat menjual untuk keperluan hidup kamu dan keluargamu. Jangan sekali-kali kamu menemuiku sampai waktu seminggu.”
Seminggu kemudian si pengemis datang lagi menemui Rasulullah namun dengan mimik muka yang ceria. Dia bercerita kepada Rasulullah tentang nasibnya yang mulai berubah,membaik, tak lagi mengemis tetapi dapat mengais rizki sendiri dengan hasil yang justru lebih membanggakan hati.
Hikmah dari cerita diatas adalah bahwa sikap Rasulullah terhadap pengemis tadi memberi ajaran bahwa secara substansial islam tak menghendaki umatnya untuk menjadi peminta minta dan atau pengemis. Nabi bahkan menegaskan bahwa alyadil ‘ulya khairun minal yadissufla yang artinya tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah.
Berikan kail dan jangan berikan ikan, bila ikan sudah habis maka ia akan meminta lagi..bila di beri kail dia dapat mencari ikan sendiri tanpa perlu meminta minta. Pemberian yang bersifat konsumtif cenderung menciptakan ketergantungan kepada para peminta minta dan pemberian yang sifatnya produktif akan mengarahkan peminta minta sedikit demi sedikit menjadi manusia mandiri.
Kisah & Hikmah ..dhurorudin mashad
semoga bermanfaat
wassalam.
-Achmad Yani (yayan)-
Nabi Muhammad SAW kembali bicara, “Cobalah bawa kesini selimut yang kau miliki.”
Lantas si pengemis segera mengambil selimut di rumahnya, tak lama dia kembali menghadap Rasulullah. Setelah menerima selimut itu lantas Rasulullah melelang selimut tersebut kepada para sahabatnya. Setelah selimut laku Rasulullah meneyerahkan uang hasil lelang selimut kepada pengemis itu sambil berkata “pergilah engkau ke pasar,beli kampak dengan uang ini,sementara aku akan membantumu membuatkan pegangan kampak itu.”
Singkat cerita kampak sudah siap di gunakan, lalu Rasulullah berkata “Pakailah kampak ini untuk mencari kayu bakar, yang darinya kamu dapat menjual untuk keperluan hidup kamu dan keluargamu. Jangan sekali-kali kamu menemuiku sampai waktu seminggu.”
Seminggu kemudian si pengemis datang lagi menemui Rasulullah namun dengan mimik muka yang ceria. Dia bercerita kepada Rasulullah tentang nasibnya yang mulai berubah,membaik, tak lagi mengemis tetapi dapat mengais rizki sendiri dengan hasil yang justru lebih membanggakan hati.
Hikmah dari cerita diatas adalah bahwa sikap Rasulullah terhadap pengemis tadi memberi ajaran bahwa secara substansial islam tak menghendaki umatnya untuk menjadi peminta minta dan atau pengemis. Nabi bahkan menegaskan bahwa alyadil ‘ulya khairun minal yadissufla yang artinya tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah.
Berikan kail dan jangan berikan ikan, bila ikan sudah habis maka ia akan meminta lagi..bila di beri kail dia dapat mencari ikan sendiri tanpa perlu meminta minta. Pemberian yang bersifat konsumtif cenderung menciptakan ketergantungan kepada para peminta minta dan pemberian yang sifatnya produktif akan mengarahkan peminta minta sedikit demi sedikit menjadi manusia mandiri.
Kisah & Hikmah ..dhurorudin mashad
semoga bermanfaat
wassalam.
-Achmad Yani (yayan)-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar